Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Cahaya Itu Pernah Menyinari

Sekitar pada tahun 1986 dalam rangka acara ratib atau walimatussafar doa sebelum keberangkatan ibadah haji. Tiga orang itu duduk dihadapan para jama’ah yang berkenan hadir untuk mendoakan calon jama’ah haji. Ketiga orang itu adalah Almaghfurllah KH. Noer Alie (posisi tengah), Ustdz H. Marzuki (Lurah Bahagia posisi kanan) dan ustdz H Mahbub (Sekertaris Almaghfurllah KH Noer Alie, posisi kiri). Hal ini mencerminkan pada nilai dakwah kultural.  Menurut Sulthon (hal 26:2003) dalam bukunya Dakwah kultural adalah aktivitas dakwah yang menekankan pendekatan Islam kultural. Bentuk strategi penanaman nilai-nilai Agama terhadap kebudayaan, bukan mencampurkan adukan Agama dan Kebudayaan. Almaghfurllah KH Noer Alie salah satu ulama karismatik yang melakukan jalan dakwah kultural. Dalam hal ini penulis teringat pada pendapat Dr. Choliq Aly Ma'mur, MA yang mengatakan bahwa dakwah itu menjadi contoh bukan sekedar memberikan contoh. Maksud dari perkataan tersebut adalah kata dakwah tid...

2020; How Are You?

Berat, ya! Menjelang pergantian tahun saja, kita disuguhkan oleh berita-berita tentang peperangan antar Negara pemilik nuklir, bahkan seorang jendral yang menjadi panglima berarti, terbunuh mati, hestag #perangdunia3 menjamur dan meranum di dunia maya. 2020, how are you? Pesta kehilangan menjadi suatu anugrah terindah bagi diri kami sendiri, belum lagi, semua orang di tuntut untuk berhati-hati dan merayakan pesta sepi di dalam rumah masing-masing. Sekolah adalah layar pintar yang menjadi perjumpaan. Sempat suatu ketika, rumah-rumah ibadah di tutup, dan orang-orang dipersilakan beribadah di dalam dirinya sendiri, tanpa kecuali harus berkunjung pada sanak, saudara, istri, dan para suami. Orang orang memilih untuk mengenali dirinya sendiri. Negara adalah reruntuhan batu bata disamping terminal, semua orang ingin berbicara, hanya satu dan dua menutup telinga. Kata satu gawai dalam aplikasi berlogo “Y”, “Tidak, tidak virus tidak sampai di Indonesia” kata pemilik kursi roda yang ...

KH Noer Alie dan Sifat Tawadhu

Oleh: Alfin Hasanul Kamil KH Noer Ali adalah sosok pahlawan nasional asal Bekasi yang sekaligus juga seorang ulama karismatik. Ketokohannya sudah tidak diragukan lagi. Baik para ulama maupun umara mengakuinya. Kedudukannya di masyarakat dipandang mulia. Ia menjadikan kampungnya menjadi kampung santri. Ia mendirikan lembaga pendidikan yang dikenal luas di Bekasi dan sekitarnya. Sebelumnya ia juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan dan politisi Muslim yang karismatis. Tak sekadar itu, dalam kehidupan sehari-hari beliau orang yang memiliki sifat Tawadhu. Pengertian Tawadu’ (at-tawadhu’) berarti rendah hati, antonimnya adalah “takabur” (at-takabbur) . Dalam sebuah kitab Ihya Ulummuddin karya Imam al-Ghazali, suatu keadaan Tawadhu digambarkan pada sebuah kisah tentang seorang Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang sedang menjabat sebagai gubernur Madinah Munawarah pernah terlihat sedang memikul seikat kayu bakar seraya berkata, “Berilah jalan untuk gubernur!”. Selain itu, Umar ...

KH Noer Ali Manusia Ulul al-Albab Asal Bekasi

Oleh: Alfin Hasanul Kamil KH Noer Ali adalah sosok pahlawan nasional asal Bekasi yang sekaligus juga seorang ulama karismatik. Ketokohannya sudah tidak diragukan lagi. Baik para ulama maupun umara mengakuinya. Kedudukannya di masyarakat dipandang mulia. Ia menjadikan kampungnya menjadi kampung santri. Ia mendirikan lembaga pendidikan yang dikenal luas di Bekasi dan sekitarnya. Sebelumnya ia juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan dan politisi Muslim yang karismatis. Tak sekadar itu, ia pun layak masuk ke dalam ulu al-bab.   Pengertian Alquran menggunakan beberapa istilah untuk menyebut kaum cerdik pandai. Selain kata ‘ulama dan kata ‘alimun , dipergunakan pula kata ulu al-bab . Alquran justru lebih sering menyebut ulul albab dibanding ‘ulama . Kata ‘ulama disebut dua kali, sedangkan kata ulul albab diulang 16 kali. Bahkan kata ‘ulama dalam Alquran penggunaannya lebih ditujukan kepada orang-orang yang menguasai teks-teks suci yang bersifat universal, misalnya para pemuka Yahudi...

Surat untuk kekasih

Kekasih, sedang di mana kamu! Bagaimana kabarmu? Setelah perpisahan. Apakah kau menikmati perpisahan itu! Baiklah jika memang demikian, aku tidak keberatan atas apa yang menjadi kebahagianmu. Satu hal yang harus kau tahu, perpisahan ini sangat membosankan bagi diriku sendiri yang semakin hari lebih mencintai kemalasan dan keculasan, aku benci diriku sendiri, kekasih. Di tambah setelah kita berpisah dunia tiba-tiba mengalami situasi berat pandemi covid nine tine, kekasih. Apakah disana kamu mengetahuinya? Baik jika kamu tidak mengetahuinya, aku beri penjelasan apa itu covid ninten. Yaitu Suatu virus yang inkubasinya, bisa dibilang begitu cepat, sebagaimana data-data yang bermunculan di dunia televisi, media massa, dll. Semua orang perlu beradaptasi, bertransformasi untuk menjaga diri, termasuk aku, kekasih. Aku harap kamu disana, dapat memahaminya, kamu hati-hati ya!. Baik kekasih, point aku tidak ingin bercerita apa yang menjadi pengamatan aku tentang situasi ini, simpelnya pesan aku u...

Peluk-Nya

(To: Abuya KH. Nurul Anwar & Ustadzh Hj Nurlailah Burhani) Tentang isyarat semalam Dunia gelap meratap kesedihan Dalam kegaiban yang belum juga padam Merintih, tertatih, suara seruling kesunyian Pagi sekawanan burung yang tidak lebih baik dari kata lalu Telphon genggam menyulam getar aliran darah di balik jari jemari Sebuah pesan singkat merubah ruang dan raung kesunyian yang semakin menderu Hening cipta antar doa dan setumpuk dosa merasuk telinga dan dada seperti tertipu waktu Kala itu, wajahmu masi terbayang-terkenang dalam peristiwa penyesalan  Saat ada seorang menampar pipi mereka yang pipimu Setiba senyummu mekar mengalihkan ketakutan menjadi kesejukan  Kau tidak lain, adalah mata air tempat kami berwudhu Semua mereka yang hadir bersedih, langit sejuk mewakili kalimat tasbih Al Wadud, yang mencitai melebihi makna cinta sendiri.  Pulang, rumah adalah hal yang tenang.  Tanpa mereka tahu, sepasang kekasih di peluk oleh kasih-Nya . Bekasi, Oktober 2020

Kenangan di cangkir kopi barista

Jiwa aras terkuras nyanyian asmara Mengembara lautan menyulut api dada Gema bahana dalam palung paling dalam Melodi sunyi tak meredam langit malam . Untaian indah tentang suatu makna Perempuan yang tak henti menjadi kata kerja Di ombang-ambing maut oleh berangta Membelai segala yang ada, mencumbu dirinya . Saat malam pamit, tubuhnya menjadi cerangka Jiwanya terkikis oleh duka baharata Memejamkan mata sambil menguatkan raga Dirinya maut yang tak berdaya di renggut oleh yang tiada . Kembali; mengecup bibirnya dari cangkir kopi barista Membelai kepahitan surga dan neraka Saat senja kembali terbenam  Kesedihan panjang menyulam malam Bekasi, 2020

Sebelum 2020 Usai

Ketika itu, di meja itu segala yang ada sunyi ketika Kata-kata berhamburan di hadapan mata kita Beberapa orang memilih diam dan enggan menghiraukan Saat kata-kata selesai; kita sepi yang ragu merelakan . Kutanya kenapa! Seorang ahli psikiater berkata: Mata Ambisi Semakin sunyi, antara dosis obat yang membisu dan membius Perlahan mencumbu, rindu yang pagi tersaji dalam secangkir kopi Malam adalah pagi yang siang menjelang senja di batas cakrawala . Segala yang tertinggal meninggalkan pelukan menghilangkan pagi Cuaca badai yang mencumbu menerka pelangi saat sunyi sepi bagi diri sendiri Fatwa kemarin; “Sendiri adalah cara terbaik membunuh sepi” tak relevan Sebab, sendiri perlahan mencumbu bayang dan hidup dalam dunia lain . Aku majnun! Kisah panjang menelusuri layla Aku rahwana! Kisah buas demi sinta Aku Pablo Neureda! Kisah kematian surat cinta soneta Atau aku yang gelap, dalam melodi dada dan kepala! Sungguh kau masi teramat cahaya. . Jakarta, 2020

Sajak Kepasrahaan

Tampak kemilau hitam yang legam Kau hidangkan dan hilangkan keraguan Langsat kuning jingga kulitmu harum mawar Senyummu berderai sukma lembut sutra Nyanyian malam merdu doa selaksa hujan Mengalir indah serat sejadah Dalam dadaku mencekik bohlam lampu Tak ada yang hitam tampak mentari datang Hidup menjelma ketiadaan, tak jua surut kesedihan Selama hidupmu bagiku ketenangan Di sini kau keikhlasan membekas keganasan Mempererat antara kemarahan dan penyesalan Teruntuk kebangkitan, Ratuku! Kubuat sendiri dunia dalam kesepian Dan kuberi kematian dalam keberadaan di luar sana alam ini! Cambuklah terus aku cambuklah dalam kegagalan Dan pilihlah cahaya terang untuk sepasang mata dan mekarlah sebagai mawar….. September, 2020

Hilang Arah

Langit tak pernah tanggal dari sepasang mata dan kesedihan Hujan dan awan kisah jernih tunas hijau bagi burung bersarang Kau gagal mematahkan hati seorang petualang dan gudang pertanyaan Sunyi menjadi pohon rimbun tempat langkah mencari arah Jangan percaya pada sebuah kehilangan—sebelum kau menyelam kepada kenyataan . Segala yang tiada, sinar cahaya menjadi gelap gemerlap melebur kenyataan Menjadi sungai deras di alam kepala. Seperti seorang wartawan yang memburu kasus besar Berharap dapat mengungkapkan bagi kemanfaatan keingin tahuan orang-orang  Lagi, dada menjadi laut saat segala gelap dikatakan kehidupan  Khayalan begitu panjang terseret perasaan menuju gerbang kemarahan . Yang tiada tara lepas mereda adalah harapan kehidupakehidupan bebas dengan segala yang usai Lagi, jarak memanggil pulang mencari arah kehidupan demi ketentraman tanya yang tumbuh sebagai pohon abadi kesunyian.  Sehilang arah ini khayalan membawa hidup diambang batas kenyataan Lagi; kesetian pada duk...

1442 H

 Debu menjelma diriku hingga cermin tak ingin di tatap sebab tak sudi di tetap Tahun menjelma waktu; segala hal apa yang dulu begitu teramat kelabu Perjalanan, begitu terurai oleh keras tenaga dalam tabiat dosa Antar kepala dan dada bertengkar hebat hingga meniadakan keyakinan . Hingga tahun dan akhir mengukir indah segala kegagalan dalam keresahan Tak ada waktu yang berlalu dalam kurung tanya masa lalu; mengias mengais cepat berlalu Setiap manusia adalah musafir; sebab hidup adalah perjalanan, sebuah nasihat dari penyair Musafir ini, Rabb, telah mengukir lumpur sebuah umur yang selalu berpaling dari syukur . Rabb, andai Tahun baru adalah cari terbaik ayat tersirat-Mu mengubah segala  Baik kata kerja dan benda; diriku mentransformasi harapan kembali memperbaiki diri Dalam sabda; keikhlasan, kesabaran dan keridhoan tentang kemusafiran ini Pada pusaraku kelak, tertulis “Jiwaku adalah pejuang yang ingin tenang bersama Tuhan, tanpa perlu lagi risau dan khawatir. Meski aku mati kes...

Jakarta Hujan Lagi

Kemarin, katanya Siang hingga menjelang sore Jakarta di guyur hujan Sungai-sungai bersorak ria atas pesta Sudah bulan delapan, ternyata . “Jakarta hujan lagi”, Keluh berita dari balik gawai Seorang anggota pejabat Jakarta telah meninggal Sebab jantungnya tanggal Kerumunan warga bertanya-tanya; mendengar berita di telinga ketar ketir “Sebab jakarta hujan lagi; kami selaku warga siap menjamu banjir di tahun akhir” Dengan seribu janji dari Presiden RI hingga ke retorika manis, banjir siap diatasi Keesokan hari “Janji tinggal lah janji, manis di hati Jakarta” . Alangkah baiknya Ibu kota pindah saja ke sebrang sana, ahai solusi. Jakarta di tinggal pergi—Airnya surut kembali Wajahnya tak lagi di caci—Sejarah hidup kembali. Memuaskan hati kapitalisasi demi menghilangkan ibu pertiwi . Jakarta, Agustus 2020

Kumpulan Puisi Di Bulan Juli.

KUMPULAN PUISI ANGGOTA KELAS PUISI BEKASI (KPB) KELAS B BULAN JULI TEMA 1. MUSEUM 2. BEBAS   SYUKUR Bunga putih Bunga ungu Bulan bertanya pada dirimu Mengapa engkau tumbuh di sana? Di puncak-puncak gunung Hanya sedikit orang yang bisa menikmati keindahan engkau Hanya para pendaki gunung itu Bunga putih Bunga ungu Walaupun hanya sedikit orang yang menikmati keindahan mu Engkau malah bersyukur Telah diberi hidup oleh Yang Maha Hidup Yang tak pernah engkau pinta Bunga putih Bunga ungu Tak berapa lama kau hidup Menyemarakkan warna dan udara di puncak-puncak gunung Agar tak hanya coklat dan abu-abu di atas sana Lalu, mati Bunga putih Bunga ungu Kami belajar kepadamu Tentang cara dan bagaimana bersyukur Pada banyak hal dalam hidup ini Agar kami menghargai hal-hal yang telah ada Dan tidak sibuk terhadap hal-hal yang masih fatamorgana Karena hanya dengan bersyukur, hidup akan bertambah nikmat ------- Fajrin Agustian Hamba yang kurang bersyukur   Budhy Setyawan SAJAK SAJAK MASA DEPAN...