(To: Abuya KH. Nurul Anwar & Ustadzh Hj Nurlailah Burhani)
Tentang isyarat semalam
Dunia gelap meratap kesedihan
Dalam kegaiban yang belum juga padam
Merintih, tertatih, suara seruling kesunyian
Pagi sekawanan burung yang tidak lebih baik dari kata lalu
Telphon genggam menyulam getar aliran darah di balik jari jemari
Sebuah pesan singkat merubah ruang dan raung kesunyian yang semakin menderu
Hening cipta antar doa dan setumpuk dosa merasuk telinga dan dada seperti tertipu waktu
Kala itu, wajahmu masi terbayang-terkenang dalam peristiwa penyesalan
Saat ada seorang menampar pipi mereka yang pipimu
Setiba senyummu mekar mengalihkan ketakutan menjadi kesejukan
Kau tidak lain, adalah mata air tempat kami berwudhu
Semua mereka yang hadir bersedih, langit sejuk mewakili kalimat tasbih
Al Wadud, yang mencitai melebihi makna cinta sendiri.
Pulang, rumah adalah hal yang tenang.
Tanpa mereka tahu, sepasang kekasih di peluk oleh kasih-Nya
.
Bekasi, Oktober 2020
Komentar
Posting Komentar