Sepasang sepatu yang tak pernah sampai
.
Sore hari sepasang sepatu berjalan di dekat bibir pantai
Ia menerka cakrawala merah merona akan segera tiba
Sebelum cakrawala tiba, ia menulis sebuah nama di dekat bibir pantai
Untuk persiapan menyambut cakrawala dan merayakannya sambil berduka
Beberapa menit kemudian, cakrawala tak kunjung datang
Sepasang sepatu kini merasa kesepian dan sebuah nama yang ia tulis di dekat bibir pantai di sapu hilang oleh air pasang
.
Sepasang sepatu kini berjalan tak lagi di dekat bibir pantai, ia memilih berjalan di sebuah halaman dan menemukan sekuntum mawar
Ia kembali menerka; mawar indah apa adanya
Dan setiap hari ia selalu kembali kehalaman demi melihat dan menatap mawar
Tapi di hari itu ketika ia kembali, mawarnya hilang dan sepasang sepatu berjalan kesepian
.
Kini sepasang sepatu berlari keseluruh arah, menginjak jam tangan tanpa baterai dan sebuah bingkai tanpa ia kenal dalam-dalam pemiliknya, ia memohon maaf dan selalu di tolak. Ia melihat sebuah buku-buku dan miniatur arsitektur di sebuah jendela pemilik rumah, dan ia tak menoleh, terus berlari, ia harus tiba meski tak sampai
.
Sore hari sewaktu ia kelelahan, ia kembali menerka, cakrawala merah merona akan segera tiba, di dekat jendela, bahkan setiap hari ia mengintip jendela ingin memastikan cakrawala merah merona tiba, ia bermimpi ingin bertatapan langsung dengan senja sebelum akhirnya ia kembali terluka
.
Bekasi, April 2019
.
Sore hari sepasang sepatu berjalan di dekat bibir pantai
Ia menerka cakrawala merah merona akan segera tiba
Sebelum cakrawala tiba, ia menulis sebuah nama di dekat bibir pantai
Untuk persiapan menyambut cakrawala dan merayakannya sambil berduka
Beberapa menit kemudian, cakrawala tak kunjung datang
Sepasang sepatu kini merasa kesepian dan sebuah nama yang ia tulis di dekat bibir pantai di sapu hilang oleh air pasang
.
Sepasang sepatu kini berjalan tak lagi di dekat bibir pantai, ia memilih berjalan di sebuah halaman dan menemukan sekuntum mawar
Ia kembali menerka; mawar indah apa adanya
Dan setiap hari ia selalu kembali kehalaman demi melihat dan menatap mawar
Tapi di hari itu ketika ia kembali, mawarnya hilang dan sepasang sepatu berjalan kesepian
.
Kini sepasang sepatu berlari keseluruh arah, menginjak jam tangan tanpa baterai dan sebuah bingkai tanpa ia kenal dalam-dalam pemiliknya, ia memohon maaf dan selalu di tolak. Ia melihat sebuah buku-buku dan miniatur arsitektur di sebuah jendela pemilik rumah, dan ia tak menoleh, terus berlari, ia harus tiba meski tak sampai
.
Sore hari sewaktu ia kelelahan, ia kembali menerka, cakrawala merah merona akan segera tiba, di dekat jendela, bahkan setiap hari ia mengintip jendela ingin memastikan cakrawala merah merona tiba, ia bermimpi ingin bertatapan langsung dengan senja sebelum akhirnya ia kembali terluka
.
Bekasi, April 2019
Komentar
Posting Komentar