02:00 WIB aku aku akan menjadi speker rusak yang mengganggu
telinga dan tidurmu, kala langit masih begitu kelam, sepi, sunyi, dan dingin.
ketika engkau bangun dengan sisa-sisa ilermu dan mimpi-mimpi indahmu, lalu
engkau tersenyum sambil berceriwis "Aku masih ngantuk sayang".
Dengan keindahan senyum yang kau punya, aku sedikit bisu dan
tuli, lalu aku terkagum-kagum melihat hal yang kau punya itu, sambil berkata:
"Tuhan sedang mengajak kita bercumbu sayang, aku takut engkau cemburu jika
aku saja yang bercumbu". sedikit senyum kau tampakan, sedikit khawatir
engkau berjalan menuju kamar mandi. saat-saat tiba dikamar mandi engkau
berteriak dengan nada manja "sayng dingin". Lalu aku menghampirimu
dengan sisa-sisa senyum yang aku punya, dengan kata yang menjadi suara
kulontarkan dengan nada manja ketelinga cantikmu "tenang sayang, Tuhan
sudah menyiapkan selimut terhangat untuk kita berdua", lantas engkau pun
terburu-buru mengaliri air dari mulai wajah sampai kaki, yang padahal membuatku
cemburu "semudah itu air menyentuh tubuhnya" kata hatiku.
ketika engakau usai bertengkar dengan air yang membuatmu
berkata "Dingin, dingin dan dingin" engkau bergegas menghampiriku
sambil tersenyum dan ingin meminta aku mencium, lalu engkau buka bajumu dengan
sisa-sisa kerak ilermu, yang akan kau ganti dengan pakaian bernama mukena.
"Tuhanku, engkau ciptakan dia dengan sempurna mata yang aku punya, aku
sayang dia Tuhan" kata hatiku.
seusai dia menyelesaikan berpakaiannya sambil berjalan
menuju belakangku, dia berkata: "Sayang, aku sudah siap". Kuhampiri
dia, kucium keningnya dan terucap pula kata dari mulutku "Aku ingin setia
selamanya denganmu didunia dan diakhirat sayang". tetes demi tetes air
mata mengalir dipipnya, air mata haru dan kata melulu "Aku juga Sayang".
"Bisa kita mulai sayang, Tuhan sudah menunggu" kataku. "Bisa
sayang" katamu.
lalu kita terbelenggu oleh rindu, kita satu dan menunggu.
Malam itu, Tuhan tersenyum dan menyeru dengan firman-Nya "wahai jiwa-jiwa
yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu"
Komentar
Posting Komentar