Perjalanan Menuju Madiun Dua puluh hari sebelum pergantian tahun, bus antar kota berjalan cepat menuju kota konflik berdarah sekitar tahun 1948 tanggal 18 September, yang dikenal sebagai pristiwa Madiun. Senja tak sedang berwarna merah darah, sebab awan memilih meneteskan hujan kecil-kecil dengan warna khasnya kelabu. Nak, mau kemana? Tanya seorang kakek tua Ke kota Madiun pak. Jawab Karsa yang sedang mengambil buku. Bus antar kota yang melintasi boyolali-solo-madiun-surabaya perlahan disesaki penumpang beranekaragam, mulai dari seorang anak kecil dengan tangisnya, seorang pemuda dengan lamunan wajah ibunya, dan seorang bapak-bapak dengan rasa khawatir terhadap istrinya, kalau-kalau dia ketahuan sedang bersama selingkuhannya. Mau, ada kerja ? tanya seorang kakek tua kembali. Ia kek, mau ada tugas membuat perpustakaan disana, kakek mau kemana? Sahut Karsa sambil membaca bukunya. Oouh baik nak, kakek mau ke Surabaya nak! Sahut kakek. Bus antar kota semakin kencang melaju, tidak terasa su...