01:51 WIB
Di kepala dan dada—kata benda memilih lebih banyak menjadi kata kerja; apa aku telah berdusta—melawan takdir atau nasib yang terlanjur terukir. Bosan; semestinya, tidak harus hari selalu menjadi Desember dan tak akan mekar mawar di bulan hujan. Semestinya. Aku membatas; agar bulan tak redup cahaya di saat malam—nyatanya cahaya adalah satu-satunya hal bersinar di saat malam. Kau tahu kisah saat kau memilih menjadi seorang perempuan dengan rahasia—malam selalu membangunkan dan kepala; dada terasa sesak oleh kerinduan. Aku tak bisa lepas pada garis nasib dan takdir. Coba buka pintu hatimu; akan aku buktikan sebagaimana doa mengikat kesetiaan dan lebih menolak perpisahan. Bayangkan setiap hari tubuh disetubuhi rindu agar tak menjadi semu dalam harimu. Kau masi tak percaya pada kejujuran—kau satu-satunya pilihan dalam kehidupan. Atau kau sudah menginginkan untuk pemakaman dalam kehidupan? Yang barangkali; kau juga kesulitan dalam meyakinkan. Mari kita saksikan dalam kenyataan; yang tidak lagi kita bungkus oleh puisi yang membelenggu harapan; yang lebih memilih bertahan. Sebab satu-satunya jalan adalah Tuhan dengan segala kesaksian.
Sewaktu Dini Hari
Bekasi, Desember 2019
Komentar
Posting Komentar