Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020
4 Perempuan Dalam Satu Sajak. . Ada yang memberi nyawa—saat dunia menyelimuti kecewa 4 perempuan dalam satu sajak; saat cinta hadir tak arah takdir Hal yang lebih banyak membungkam malam sebagai cerita paling dalam Satu; atas nama perempuan memeluk dengan indah spritual Dua; atas keguguhan dan kegigihan perempuan sebagai hidup berpendirian Tiga; atas semangat dalam pendidikan perempuan berkepala buku positif kehidupan Empat; atas pertemanan perempuan yang lebih menyelimut kebaikan-kebaikan Lagi—nasib waktu; bila saja waktu bisa di pesan—merindu pun sepanjang zaman Entah aku mati dalam pelukan siapa? Diriku hilang kendali tak tuntas mengenali diri Bekasi, 2020
Yang Tak Lekas (to: Semestaa senja) Kata kau! Sebilah harapan tak perlu terbang Milikkah kau harapan! Antar kepala dan dada tak pernah redaa;apa kau bilang! Kau biarkan rindu di malam-malam yang merasuk temu; menikam bohlam yang tak berwarna hitam hingga pagi tiba menyelimuti kesedihan Kau nun jauh sekarang; terbebaskah kau! Seperti burung di langit merah marwah yang merindukan rumah. Apa? Kau hiraukan aku tak apa-apa; hingga kehilang adalah hari yang mengasih sayang—hingga diriku pun meninggalkan dan memilih hilang. Debu menjelma diriku hingga cermin tak ingin di tatap sebab tak sudi di tetap . Bekasi, Perayaan Hari Puisi, 26 Juli 2020.