Ibu, sewaktu-waktu ibu pernah bertanya pada saya. Tapi takdir menginginkan saya tidak mendengarnya, malah-malah telinga temen saya yang mampu mencuri suara ibu. Tahu tidak ibu, jika waktu itu saja saya mampu mendengar suara ibu terlebih dahulu, saya akan memperkenalkan diri dengan menjawab perihal seperti ini: saya adalah orang yang telah jatuh cinta pada anak ibu, tapi saya menginginkan hal sederhana dalam mencintai anak ibu. Misalnya: saya giat dalam subuh membahagiakan anak ibu melalui sisa-sisa tangis saya semalam. Merapalkan bait-bait kata yang menjadi harapan dalam disetiap keistiqomahan. . Ibu, sewaktu-waktu ibu juga pernah berkata pada saya, kata-kata itu kurang lebih seperti ini: "Oouh, kali ini anak ibu". Saya masih ingat dengat kata ibu demikian itu, bahkan ia menjadi kalimat hidup, layaknya nama ibu dan anak ibu dalam logika saya, tak pernah hilang selalu terkenang dalam keabadian. Tahu tidak ibu, pada saat ibu mengatakan hal itu, saya seperti kesenangan dalam...